Makalah Ilmu Budaya Dasar – Manusia dan Cinta Kasih

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR

“Manusia dan Cinta Kasih”

Logo Gunadarma-

Nama       : Athifah Al Khawarizmi

Kelas        : 1KA27

NPM        : 16117472

Jurusan    : Sistem Informasi

UNIVERSITAS GUNADARMA

ATA 2017/2018

 

KATA PENGANTAR

 

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas kehendak dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat berharap makalah sederhana ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Ilmu Budaya Dasar dengan judul Manusia dan Cinta Kasih. Penulis juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun kepada para pembaca. Terima kasih atas segala bantuan dan perhatian yang telah diberikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

 

DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….. 1

Daftar Isi………………………………………………………………………………………….. 2

Bab I Pendahuluan

  • Latar Belakang…………………………………………………………………………….. 3
  • Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………. 3

Bab II Isi

  • Pengertian Cinta Kasih…………………………………………………………………. 4
    • Cinta Kasih………………………………………………………………………. 4
    • Tiga Unsur Cinta………………………………………………………………. 4
    • Tiga Unsur dalam Segitiga Cinta………………………………………… 4
    • Tiga Tingkatan Cinta…………………………………………………………. 5
  • Cinta menurut Ajaran Agama………………………………………………………… 7
    • Berbagai Bentuk Cinta………………………………………………………. 7
  • Kasih Sayang………………………………………………………………………………. 10
    • Pengertian Kasih Sayang……………………………………………………. 10
    • Cinta Kasih dari Orangtua………………………………………………….. 11
    • Contoh Kasih Sayang………………………………………………………… 12
  • Kemesraan………………………………………………………………………………….. 12
    • Pengertian Kemesraan……………………………………………………….. 12
  • Pemujaan…………………………………………………………………………………….. 14
  • Belas Kasihan……………………………………………………………………………… 15
    • Pengertian Belas Kasihan…………………………………………………… 15
    • Cara Menumpahkan Belas Kasih………………………………………… 15
  • Cinta Kasih Erotis………………………………………………………………………… 16

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….. 17

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  • Latar Belakang

Di dalam kehidupan manusia, selain manusia mengetahui tentang kebudayaan dan kesenian, manusia juga mengenal cinta kasih. Cinta kasih berkaitan dengan manusia karena cinta kasih adalah perasaan yang timbul di dalam diri manusia namun cinta kasih itu muncul tanpa diketahui oleh manusia.

Cinta memegang peran penting karena cinta adalah dasar untuk melakukan sebuah pernikahan, pembentukan keluarga dan merawat anak, hubungan yang erat dengan masyarakat, dan hubungan manusiawi yang akrab. Cinta adalah pengikat antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia akan menyembah Tuhannya dengan segala hatinya, manusia akan mengikuti perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya, dan berpegang teguh kepada syariat-Nya.

Yang utama dalam cinta adalah memberi bukan menerima. Memberi berarti hal yang tinggi secara kemampuan. Dalam memberi, yang terpenting adalah memberi hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta menyatakan pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.

  • Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

  1. Mengetahui arti dari cinta kasih
  2. Memahami tingkatan cinta dalam hidup manusia
  3. Mempelajari unsur-unsur dalam cinta kasih
  4. Mempelajari hubungan manusia dengan cinta kasih
  5. Mengetahui arti dari cinta kasih erotis

 

BAB II

ISI

 

  • Pengertian Cinta Kasih
    • Cinta Kasih

Cinta kasih memiliki pengertiannya masing-masing. Cinta berarti rasa suka atau rasa sayang, ataupun juga rasa kasih yang hatinya merasa sangat tertarik. Sedangkan kasih berarti perasaan cinta atau sayang kepada sesuatu ataupun menaruh belas kasihan. Cinta dan kasih memiliki pengertian yang mirip namun memiliki perbedaan. Pengertian cinta lebih kepada perasaan yang mendalam sedangkan kasih berarti perasaan yang dapat dilakukan secara nyata.

 

  • Tiga unsur cinta

Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta memiliki tiga unsur. Tiga unsur itu adalah keterikatan, keintiman, dan kemesraan.

Keterikatan berarti ada adanya sebuah perasaan yang menjadikan seseorang sebagai prioritas, perasaan yang hanya ingin bersama dengan seseorang dan tidak mau jika bukan dia seseorang yang dimaksud. Keterikatan berarti terikat dengan seseorang.

Keintiman berarti kebiasaan atau perilaku yang menunjukkan kita dengan seseorang yang dicintai sudah tidak memiliki jarak lagi. Sudah adanya panggilan atau sebutan yang tidak formal. Contohnya adalah sudah saling memakai barang satu sama lain, makan dan minum dengan peralatan makan yang sama, dan banyak sekali contohnya.

Kemesraan berarti adanya perasaan ingin disayangi, rasa rindu ketika tidak bertemu dalam jangka waktu yang lama, adanya perkataan untuk mengungkapan rasa sayang tersebut, dan hal lainnya.

  • Tiga Unsur dalam Segitiga Cinta

Untuk lebih jelas mengetahui tiga unsur cinta, maka terbentuklah segitiga cinta.

Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa ketiga unsur cinta tidak sama kuatnya. Terkadang satu unsur lebih kuat dan dua unsur lainnya kurang kuat. Cinta seperti itu mengandung kesetiaan yang kuat tetapi yang dirasakan oleh pasangannya adalah hambar karena tidak adanya kehangatan. Contohnya adalah cinta seorang sahabat atau saudara kandung yang dengan kita sudah akrab tapi tidak ada gejolak mesra dan orang tersebut lebih setia kepada hal lain dibandingkan partner-nya.

Adapun cinta yang pincang, yaitu cinta yang kemesraannya sangat menggebu-gebu tetapi unsur keintiman dan keterikatannya kurang. Cinta itu disebut pincang karena unsur-unsurnya tidak membentuk segitiga sama sisi, salah satu unsurnya lebih kuat dari dua unsur lainnya. Lebih berat lagi jika salah satu unsur tidak ada, maka cinta itu tidak sempurna atau bisa juga bukan cinta.

  • Tiga tingkatan cinta

Di dalam kitab suci Al-Qur’an ditemukan bahwa terdapat cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah, dan rendah. Dijelaskan dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 24 yang artinya, “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dam tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah. Bagi setiap orang Islam sudah menjadi keharusan bahwa cinta kepada Allah, Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah merupakan cinta yang utama. Itu adakah pendorong dalam menunjang tinggi agama. Seseorang memiliki iman di dalam hatinya, ia akan mencurahkan cintanya kepada Allah atau Tuhannya karena ia yakin Tuhan adalah Maha Sempurna, Maha Indah, dan Maha Agung. Karena iman tersebut, maka seorang muslim akan berbuat kebaikan karena Tuhannya memiliki sifat-sifat tersebut.

Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, anak, saudara, suami/istri, dan kerabat. Cinta yang menengah adalah cinta yang datangnya dari perasaan hati dan jiwa. Rasa itu timbul dari perasaan terhadap seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Mereka akan menjadi akrab satu sama lain karena cinta dan kasih sayang tersebut. Perasaan ini diberikan oleh Tuhan di dalam hati dan jiwa seseorang dan akan terbentuk perasaan kasih sayang dan cinta dari seseorang terhadap orang lain. Seperti rasa sayang anak kepada orangtuanya atau sebaliknya, rasa sayang istri kepada suaminya atau sebaliknya, rasa sayang seseorang kepada saudaranya, rasa sayang seseorang kepada sahabatnya, dan lain-lain.

Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal. Cinta terendah adalah cinta yang keji dan dapat merusak rasa kemanusiaan dalam diri seseorang. Bentuknya misalnya cinta kepada thagut atau sesuatu yang disembah selain Tuhan. Dalam surah Al Baqarah, Allah berfirman, “Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah; mereka mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.

Bentuk selanjutnya adalah cinta karena hawa nafsu dan cinta yang mengutamakan cinta pada orangtua, anak, istri, perniagaan, dan tempat tinggal.

Namun, selain itu, cinta juga memiliki hikmah. Hanya orang yang diberi kepahaman dan kecerdasan oleh Allah yang dapat memahaminya. Hikmahnya antara lain:

  1. Cinta adalah ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan karena setiap cinta akan mengalami berbagai macam rintangan. Seseorang akan mengetahuinya setelah melewati rintangan tersebut.
  2. Cinta dalam jiwa manusia adalah pendorong atau pembangkit paling besar untuk melestarikan kehidupan lingkungan. Kalau tidak ada cinta di dalam jiwa manusia, maka manusia tidak akan pernah mewujudkan cita-citanya, tidak akan ada pembangunan dan kemajuan. Cinta juga pengikat paling kuat di dalam hubungan antar keluarga, sesama makhluk hidup, untuk menegakkan keamanan, dan ketentraman serta keselamatan di segala penjuru bumi.

 

 

  • Cinta menurut Ajaran Agama
    • Berbagai Bentuk Cinta

Dalam kehidupan manusia, cinta tampak dalam berbagai bentuk. Ada seseorang yang mencintai dirinya sendiri, ada yang mencintai orang lain juga istri/suami dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Bentuk cinta tersebut dapat kita lihat di kitab suci Al-Qur’an.

  1. Cinta Diri

Cinta diri memiliki kaitan yang erat dengan dorongan untuk menjaga diri. Manusia ingin tetap hidup, mengembangkan potensi diri, dan untuk melakukan sesuatu agar tujuannya tercapai. Ia mencintai sesuatu yang memberikan kebaikan padanya. Ia membenci hal-hal yang menghalangi untuk sesuatu yang dia inginkan, dan membenci segala sesuatu yang mendatangkan sakit dan bahaya.

Al-Qur’an mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri yang menuntut segala sesuatu untuk dirinya yang memberikan manfaat dan guna dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan dirinya. Nabi Muhammad SAW mengucapkan bahwa seandainya Beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu Beliau akan memperbanyak hal-hal baik untuk dirinya dan menjauhkan diri dari segala keburukan.

Gejala bahwa manusia mencintai dirinya sendiri adalah rasa cintanya yang berlebih terhadap harta, yang dapat membuat seseorang memudahkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan dan kemewahan hidup. (QS Al-Adiyat, 100:8)

Lalu manusia itu akan membuat permohonan yang terus menerus agar dirinya diberikan harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan hidup lainnya. Jika ia mendapatkan keburukan, maka ia merasa putus asa. (QS Fushilat, 41:49)

Ada baiknya kita manusia mencintai diri sendiri dengan tidak berlebihan dan melewati batas. Kita harus mengimbangi rasa cinta terhadap diri sendiri dan rasa cinta terhadap orang lain.

 

  1. Cinta kepada sesama manusia

Manusia ingin hidup dengan keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya. Ia harus membatasi cinta pada diri sendiri dan rasa egoisnya. Ia juga harus menyeimbangkan cintanya dengan cinta dan kasih sayang pada orang lain dan bekerja sama dengan cara memberikan bantuan kepada orang lain.

Allah memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya, seperti yang terlihat pada keluh kesahnya saat ia berusaha untuk memperoleh kebaikan, setelah itu Allah akan memberi pujian kepada orang yang sedang berusaha untuk tidak melebihkan cinta kepada dirinya sendiri dan melepas diri dengan memperbanyak keimanan seperti sholat, memberikan zakat, bersedekah, dan menjauhi larangan Allah.

Al-Qur’an mengatakan kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka kepada diri sendiri. Itu adalah pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebihan dalam mencintai diri sendiri.

  1. Cinta Seksual

Cinta dan dorongan seksual saling berkaitan karena ia membantu keserasian, kasih sayang, dan kerjasama antara pasangannya. Ia merupakan faktor primer bagi hidup keluarga.

Seperti dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 21 yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Dorongan itu adalah fungsi penting yaitu untuk melahirkan keturunan untuk kelangsungan jenis. Lalu, akan terbentuklah sebuah keluarga. Dari sebuah keluarga, maka akan terbentuklah masyarakat dan bangsa dan mereka akan saling mengenal, membuat kebudayaan lebih berkembang, dan ilmu pengetehuan serta industri akan menjadi maju. Islam mengaku cinta seksual yang menyertai dorongan seksual karena merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak ditentang dan tidak iingkari. Islam menyerukan pengendalian dan penguasaan cinta ini harus dengan cara yang sah yaitu pernikahan.

  1. Cinta Kebapakan

Ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin ikatan fisiologis seperti ibu dengan anak-anaknya. Para ahli ilmu jiwa modem berpendapat bahwa dorongan kebapakan adalah dorongan psikis. Dorongan ini terdapat dalam cinta bapak kepada anak-anaknya karena mereka adalah sumber kebahagiaan baginya, sumber kekuataan dan kebanggan baginya, dan faktor penting bagi kelangsungan hidup seorang ayah. Dalam doa Nabi Zakaria AS yang memohon kepada Allah semoga dikarunia anak yang akan mewarisinya dan keluarga Ya’qub.

Terdapat dalam surah Maryam ayat 4 sampai 6 yang artinya, “Ia berkata “Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku di sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai””.

Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh AS. Beliau sangat cinta kepada anaknya, ia memanggil anaknya dengan kasih sayang untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam dalam ombak. Cinta itu tampak dalam dia Nabi Nuh AS yang memohon kepada Allah agar anaknya selamat, terdapat dalam surah Hud ayat 45 yang artinya, “Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.

Seorang ayah menunjukkan rasa sayangnya kepada anak-anaknya dengan cara asuhan, nasihat, dan pengarahan demi kebaikan dan kepentingan anak-anaknya.

 

  1. Cinta kepada Allah

Puncak cinta yang dimiliki manusia khususnya yang beragama Islam adalah cintanya kepads Allah dan kerinduan kepada-Nya. Semua tindakan dan tingkah lakunya juga, tidak hanya sholat, pujian, dan doa saja. Dalam surah Ali Imran ayat 31 yang artinya, “Katakanlah: “Jika kamu 9benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Dalam surah itu dijelaskan bahwa tingkah laku umat-Nya dan tindakan umat itu ditujukan kepada Allah dan mereka mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya.

Cinta seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi pendorong atau kekuatan yang akan mengarahkan manusia itu ke kehidupan yang lebih baik dan mengalahkan rasa cinta terhadap yang lainnya. Namun, manusia itu tetap akan merasakan cinta kepada sesama manusia, hewan, dan semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta karena seluruhnya adalah ciptaan Allah.

 

  1. Cinta kepada Rasul

Setelah cinta yang utama yaitu cinta kepada Allah, di peringkat kedua adalah cinta kepada Rasul. Rasul merupakan sosok yang ideal dan sempurna bagi manusia baik dalam berperilaku, moral, maupun sifat baik lainnya. Seorang Hamba yang benar-benar beriman akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan semangat sehingga agama Islam tersebar di seluruh dunia dan membawa kemanusiaan dari masa kelam menuju cahaya petunjuk.

  • Kasih Sayang
    • Pengertian Kasih Sayang

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poewadarminta, kasih sayang adalah perasaan sayang, cinta, atau suka kepada seseorang.

Kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan di dalam kehidupan rumah tangga. Kasih sayang merupakan pertumbuhan dari cinta. Jika sebuah pasangan memutuskan untuk menikah, maka rumah tangga yang mereka jalani sudah bersifat saling mengasihi dan menumpahkan kasih sayang.

Kasih sayang yang dirasakan manusia sadar atau tidak sadar akan menuntut mereka untuk bertanggung jawab, memberikan kejujuran, pengorbanan, kepercayaan, pengertian, dan saling terbuka sehingga manusia menjadi kesatuan utuh. Bila ada unsur kasih sayang yang hilang maka keutuhan rumah tangga akan retak.

Kasih sayang tidak hanya dapat dirasakan pada manusia dewasa saja tetapi bayi yang baru lahir pun merasakan kasih sayang dari orangtuanya. Bayi dapat merasakan sentuhan dan mengenal suara orangtuanya. Bayi memiliki kepribadian yang dapat mengenali bagaimana sifat orangtuanya.

  • Cinta Kasih dari Orangtua

Kasih sayang dalam sebuah keluarga adalah dasar komunikasi seperti komunikasi antara anak dan orangtua. Sifat dan watak anak didapatkan dari kasih sayang dan perhatian orangtua. Hubungan antara orangtua dan anak akan harmonis. Kasih sayang itu akan mempengaruhi kehidupan anak dalam bermasyarakat. Orangtua memberikan cinta kasih kepada anaknya dapat dibedakan menjadi:

  1. Orangtua bersifat aktif, anak bersifat pasif

Hal ini berarti orangtua memberikan kasih sayang berupa moral-materil dengan banyak dan anak menerima tanpa memberikan respon. Ini akan membuat anak menjadi takut dan kurang berani dalam bermasyarakat.

 

  1. Orangtua bersifat pasif, anak bersifat aktif

Hal ini berarti anak belebihan dalam memberikan kasih sayangnya kepada orangtua namun orangtuanya membiarkan tingkah laku anaknya bahkan tidak memberikan perhatian.

  1. Orangtua bersifat pasif, anak bersifat pasif

Orangtua maupun anak sudah jelas tidak saling memperhatikan. Mereka menjalani kehidupannya masing-masing. Orangtua hanya memenuhi materi si anak tanpa memberikan perhatian dan si anak juga tidak memberikan perhatian kepada orangtua.

  1. Orangtua bersifat aktif, anak bersifat aktif

Dalam hal ini antara orangtua dan anak saling memberikan kasih sayang dan hubungan antara orangtua dan anak saling mencintai, saling menghargai, dan saling membutuhkan. Salah satu contohnya adalah kasih sayang seorang Ibu kepada bayinya saat sedang menyusui, menggendong, bahkan sampai menyanyikan anaknya meskipun bayi itu tidak paham.

  • Contoh Kasih Sayang

Ada macam-macam kasih sayang dalam kehidupan dan semua orangtua mengharapkan hidup anaknya bahagia. Dalam memberikan rasa kasih sayang kepada anaknya, orangtua mempunyai caranya masing-masing sesuai kemampuan dan pendapatnya. Cara yang dilakukan orangtua dalam memberikan kasih sayangnya ada yang berhasil tetapi banyak juga yang gagal.

Salah satu contohnya adalah bila orangtua menumpahkan kasih sayang secara berlebihan kepada anaknya, maka anak yang diberikan kasih sayang akan menjadi manja. Dikutip dalam sebuah cerita yang berjudul ‘Salah Asuhan’ karangan Abdul Muis. Dalam cerita tersebut dalam disimpulkan bahwa anak yang dimanjakan tidak akan menjadi anak yang baik, saleh, dan berbakti kepada orangtua. Walaupun ada beberapa anak yang masih bersifat baik namun anak yang dimanjakan cenderung tidak memiliki sifat yang baik.

Contohnya lainnya adalah jika orangtua tidak memberikan kasih sayangnya kepada sang anak, seperti pada hal orangtua pasif, anak akan merasa bahwa orangtuanya tidak peduli dengan kehadirannya dan anak tersebut jadi terbengkalai. Ia melakukan segala sesuatunya tanpa pengarahan dan tanpa pengawasan dari orangtua. Karena itu, kadang anak melakukan hal apa saja agar mendapatkan perhatian orangtuanya.

  • Kemesraan
    • Pengertian Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata mesra, yang artinya adalah perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab antara pria dan wanita yang sedang menjalin suatu hubungan maupun yang sudah menikah atau berumah tangga. Kemesraan adalah wujud dari rasa kasih sayang yang mendalam.

Seorang filsuf asal Rusia, Salovjef, dalam bukunya mengatakan “Jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”. Pernyataan dalam buku ini di dipaparkan oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet” dengan indah. Indonesia memiliki “Romeo dan Juliet” dengan judul “Roro Mendut-Pronocitro”.

Dalam novel “On Love” karya Yose Ortage Y. Gasset dikatakan “Dikedalaman sanubarinya seorang pecinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya”. Yose juga mengatakan pecinta itu tidak kehilangan pribadinya malah pribadinya akan diperkaya dan dibebaskan, menjadi pintu untuk mengenal dirinya sendiri. Cinta merupakan sesuatu yang memberi nilai dalam hidup kita, bila seseorang mengobralnya maka ia merusak nilai cinta.

Kemesraan membuat manusia memiliki daya kreativitas. Karena adanya kemesraan itu, manusia dapat menciptakan karya seni sesuai dengan bakatnya.

Salah satu karya seni itu adalah puisi karya WS Rendra yang berjudul “Episode”. Puisi itu menjelaskan kemesraan telah masuk ke dalam sebuah pasangan. Berikut adalah puisi karya WS Rendra tersebut.

Kami duduk berdua

di bangku halaman rumahnya

pohon jambu di halaman itu

berbuah dengan lebatnya

dan kami senang memandangnya.

Angin yang lewat

memainkan daun yang berguguran.

Tiba-tiba ia bertanya:

“Mengapa sebuah kancing bajumu

lepas terbuka?”

Aku hanya tertawa.

lalu ia sematkan dengan mesra

sebuah peniti menutup bajuku.

Sementara itu

aku bersihkan

guguran bunga jambu

yang mengotori rambutnya.

Kemesraan tidak hanya muncul dari dalam lubuk hati individu tetapi dapat terlihat dari sinar kedua mata dan sentuhan dari mereka.

Karya seni lainnya yang berisi tentang kemesraan adalah seni tari dari berbagai daerah di Indonesia. Contohnya seperti Tari Karonsih dan Tari Gatotkaca Gandrung dari Jawa Tengah, Tari Merak dari Jawa Barat, dan seni tari lainnya yang sering dipentaskan di sebuah pernikahan.

Selain itu, di dalam sebuah cerpen karangan Umar Nur Zain yang berjudul “Transaksi” menceritakan bahwa tokoh ‘aku’ seorang pejabat yang berlagak derwaman, yang seringkali menyuruh bawahannya berterima kasih dengan macam bentuk.

Cerpen itu mengingatkan kita tentang soladaritas nasional dan mempunyai identitas Indonesia. Penulis mempunyai maksud agar kita dapat memahami pesan moral yang terkandung dalam cerpen.

  • Pemujaan

Pemujaan berarti salah satu bentuk cinta manusia kepada Tuhannya yang dilakukan dalam bentuk ritual. Pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai, dan makna kehidupan karena Tuhanlah yang menciptakan alam semesta. Seperti dalam surah Al-Furqon ayat 59 sampai 60 yang artinya, “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang-Nya. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang”, mereka menjawab: “Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kamiakan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?”, dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).”

Tuhan adalah pencipta, manusia haruslah mengikuti perintah-Nya. Bila manusia tidak menaati perintah dari-Nya maka Tuhan akan memberikan hukumannya tapi Tuhan adalah Maha Pemaaf. Cinta manusia kepada Tuhannya dikarenakan Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hal itu menjelaskan bahwa pemujaan adalah bagian dari hidup manusia. Pemujaan itu sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Pemujaan adalah cara agar seorang hamba dapat berkomunikasi dengan Tuhannya. Manusia dapat memohon ampun atas dosa yang ia perbuat, meminta perlindungan, meminta agar diberikan jalan yang baik, dan doa-doa yang lain. Tuhan akan senang bila kita memuja kebesaran-Nya dan rendah diri, Ia dan akan mengabulkan permintaan hamba-Nya, maka dari itu cinta seorang Hamba terhadap Tuhan-Nya adalah cinta mutlak.

  • Belas Kasihan
    • Pengertian Belas Kasihan

Dalam cinta ada istilah yang dinamakan belas kasihan. Kasihan sendiri berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan orang lain. Kasihan atau rahmah berarti kita menaruh perhatian kepada situasi yang dialami dengan seseorang dan membantu mereka dalam menyelesaikan masalah mereka. Dalam surah Al-Qolam ayat 4 dijelaskan bahwa manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain karena belas kasihan adalah perbuatan orang berbudi dan orang berbudi dipuji oleh Allah SWT. Manusia yang memiliki rasa belas kasihan adalah manusia yang hatinya tergugah dan Allah akan memuji orang yang memiliki budi yang baik.

  • Cara menumpahkan belas kasih

Manusia memiliki berbagai macam cara untuk memberikan belas kasihnya bergantung kepada situasi dan kondisi orang yang dikasihaninya. Pangeran Sidharta menyatakan belas kasihan kepada rakyat dengan cara meninggalkan istana untuk menjadi biksu. Dalam kehidupan ini banyak hal yang harus kita kasihani seperti misalnya seseorang yang yatim piatu, orang-orang tua yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang sudah tidak bisa bekerja, orang disabilitas, dan sebagainya. Kita sebagai makhluk sosial dapat membantu masalah mereka sesuai dengan kemampuan kita. Walaupun apa yang kita bantu dan kita berikan terhadap mereka hanyalah bantuan kecil, tetapi di mata Allah kita adalah manusia yang berbudi dan beriman.

  • Cinta Kasih Erotis

Cinta kasih kesaudaraan adalah cinta antara orang yang sebanding. Cinta kasih ibu adalah cinta terhadap orang yang lemah. Kedua hal tersebut jelas perbedaannya namun kedua cinta tersebut sama-sama memiliki hakekat bahwa cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Lainnya halnya dengan cinta kasih erotis.

Cinta kasih erotis adalah ketuntutan akan penyatuan yang sempurna dengan seorang lainnya. Cinta kasih erotis bersifat ekslusif dan dapat merupakan bentuk cinta yang paling tidak bisa dipercaya. Cinta kasih erotis sering dicampur dengan pengalaman ekslosif jatuh cinta yang maksudnya tembok yang sudah dibangun oleh sebuah pasangan akan runtuh karena mereka akan menjadi orang asing satu sama lain. Kemesraannya bersifat sementara saja karena tidak ada rintangan dihadapi oleh seseorang untuk menggapai cintanya dan tidak ada orang yang diperjuangkan. Apabila seorang individu memiliki perasaan terhadap individu lain maka pribadi orang lain tidak pernah begitu biasa untuknya.

DAFTAR PUSTAKA

 

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab4-manusia_dan_cinta_kasih.pdf

http://www.jendelasastra.com/dapur-sastra/dapur-jendela-sastra/lain-lain/puisi-puisi-ws-rendra

2 thoughts on “Makalah Ilmu Budaya Dasar – Manusia dan Cinta Kasih

Leave a comment